Ketika jualan atau menghubungi calon customers atau calon mitra, seringkali dianggap sebagai gangguan. Sering dicuekin, sering diremehin dan sering dikacangin istilahnya.
Sementara kita tahu bahwa Allah memberikan rezeki kepada pengusaha tentunya dari penawaran dan jualan. Sukses dengan ikut pembinaan dan jualan, sukses menjadi teladan kepada mitra dalam 2 hal di atas.
Namun, ada sesuatu yang sering dialami oleh mitra, sesuatu yang tidak menyenangkan ketika melakukan penawaran.
Kita sebagai penjual sering berfikir, apa yang salah ya? Padahal kita tentunya melakukan penawaran atau menghubungi dengan cara yang baik-baik, sungguh-sungguh dengan niat mencari closing. Namun diperlakukan seperti di atas. Salahnya dimana ya?
Orang baik, berperilaku sopan malah dianggap gangguan, dicuekin, dikacangin.
Kalo selama ini masih mengalami hal di atas, simak baik-baik tulisan ini.
Setelah benar-benar mengetahui dan praktek ilmunya, yakin banget deh ketika melakukan penawaran akan disambut dengan happy.
Kehadiran kita insya Allah disambut dengan apresiasi.
Nah, ini sesuatu yang sederhana. Saking sederhananya musti disimak baik-baik.
Ibarat tangan di atas dan tangan di bawah. Coba kita pikirkan, enakan mana tangan di atas atau tangan di bawah? Secara umum tentu jauh lebih baik tangan di atas daripada tangan di bawah. Tangan di atas berlaku sebagai pemberi sesuatu dan tangan di bawah sebagai penerimanya.
Siapa lebih berkuasa? Tangan di atas tentunya. Tangan di atas yang menentukan mau memberi atau tidak. Tangan dibawah, nasibnya ditentukan oleh tangan di atas.
Siapa yang lebih berwibawa? Tangan di atas dong. Tangan di bawah menunggu sampai di beri. Tangan di atas yang memastikan mau memberi atau tidak. Tangan di bawah deg degan sambil berharap.
Banyak dari kita sebagai pengusaha BP ketika melakukan penawaran, berlaku seperti tangan di bawah. Penjual yang minta dibeli produknya oleh customers.
Otomatis seperti tangan di bawah, kita yang meminta, menunggu belas kasihan dari customers. Berharap semoga dikasihani. Wibawa sudah di bawah, karena kita datang dalam kondisi ingin dikasihani.
Nah, Bagaimana Caranya Kita Berada Seperti Tangan di Atas?
Kita hanya bisa berada di atas ketika kita membawa sesuatu yang bermanfaat buat customers. Sehingga ketika kita berhadapan dengan customers, mereka yang mengucapkan terimakasih.
Jadi jangan hanya maunya closing tapi posisi selalu di bawah. Dalam beberapa kali pembinaan, Founder sering mengingatkan tentang hal ini. Mau jadi sekedar sebagai tukang obat, atau pembawa program dan solusi.
Bawalah solusi. Orang akan siap menerima solusi tentu jika mereka memang memiliki masalah. Dari sini kita selalu ingat ya, jangan pernah tawarin produk jualannya sebelum kita tau masalahnya customers.
Seperti pasien yang berkunjung ke praktek dokter. Pasien membayar jasa dokter. Yang menerima pembayaran adalah dokter. Mestinya pasien sama dengan tangan di atas. Tapi kenyataannya kita yang sakit, kita yang datangi dokter, kita yang dikasih resep, kita yang bayar malah kita yang mengucapkan terimakasih sudah dikasih resep untuk beli obat.
Mestinya ketika kita menjual produk kita, pengusaha BP adalah tangan di atas. Customers yang beli produk dari kita seolah tangan di bawah. Karena customers atau calon mitra kita memiliki masalah, kita punya solusinya.
Berikut tipsnya agar kita berada seperti tangan di atas :
Jangan ceritakan tentang produk kita dulu sebelum kita temukan apa masalah yang sedang dia hadapi. Luangkan waktu untuk menggali masalahnya, kebutuhannya dulu. Kesulitannya apa, masalah yang sedang dia hadapi apa. Bagaimana BP sebagai produk atau sebagai peluang usaha menjadi solusi baginya.
Pernah mendengar tentang marketing with HEART. Tentu saja gunakan selalu hati ini ketika melakukan penawaran. Di awali selalu dengan sapaan, dengan niat silaturahmi dan bismillah jadi rezeki.
Kemudian kita musti pandai bertanya, sampai kita benar-benar paham tentang kondisi customers kita. Establisted need, gali apa kebutuhannya. Jangan hanya pandai berbicara, pengusaha justru harus pandai bertanya dan mendengarkan.
Analisa sampai ketemu masalahnya. Tawarkan solusi yang tepat. Customers butuh produk kita tawarkan produk. Customers BU (butuh uang) kita tawarkan peluang usaha. Jangan kebalik ya, bisa diblokirnya no.WA kita.
Masalah yang dapat digali :
– Solusi dari rumah bisa menghasilkan rupiah.
– Solusi lunas utang dan naik income 3x lipat.
– Beli kendaraan cash hasil bisnis.
– Beli rumah cash hasil bisnis.
– Dari Tanah Air ke Tanah Suci.
– Hasil bisnis bisa umroh sekeluarga.
Dan banyak lagi masalah yang bisa ditemukan. Intinya, customer punya problem dan kita bawa solusi.
Dalam pandangan calon mitra, kita bukan lagi orang yang mengganggu tapi sebaliknya orang yang menyelamatkan.
Bukan lagi orang yang minta sesuatu tapi memberi. Bukan lagi orang yang menjengkelkan tapi justru mereka akan mengucapkan terimakasih. Jangan menyerah sampai di sini, fight menjadi pemberi solusi.
Semoga bermanfaat.
Bunda Naning
Sahabat Ippho Santosa dan Licensed Trainer 7 Keajaiban Rezeki.
Minat Gabung jadi Mitra BP dengan Bimbingan Digital Marketing RWP?
Kunjungi Landing Page Bisnis Kemitraan BP>>>